Saturday, October 26, 2002

 
Ia menyalakan komputer di pojok ruang, lalu melangkah mengambil ke meja di pojok yang lain dan kembali dengan secangkir kopi. Rutinitas seperti ini terkadang membuatnya bosan. Namun jika ia berusaha melupakannya, ada rasa rindu. Rambut panjangnya tergerai tanpa komposisi yang jelas. Sarang burung tidak, sapu ijuk juga bukan. Rutinitas yang lain, memainkan mouse dengan tangan kanan sembari tangan kiri mendekatkan cangkir ke mulutnya.

"Selamat pagi, sayang," selarik kalimat menyapa di monitor. Ia mengetik cepat jawabannya,"mimpikah kau tadi malam ?"

"Membawa beritamu ke mimpiku. Dan pagi ini aku kembali membaca tulisanmu. Apakah kau tak capek menulis tanpa merubah apa pun?"

Lelaki ini tertahan sejenak. Mencari kata yang tepat untuk menerjemahkan keheranannya. Ia mengenal teman mayanya tiga hari lalu. Seperti biasa, semuanya pun maya adanya, termasuk identitas. Tapi..

"Kau tahu dari mana itu tulisanku ?" Ia menunggu jawaban dengan meneguk kopi dua kali berturut-turut.

"Melacakmu, tak sesulit kau mencari nara sumber :)"

Ia menyindir beritanya. Berita kematian yang absurd dengan celana dalam di kepalanya. Polisi tak berhasil ia korek keterangannya. Kematian yang sebenarnya bisa membuatnya melambung. Kematian yang bisa membuat tulisannya mengisi halaman depan.

"Seberapa banyak kau tahu, Rumput_kecil ?"

"Pertanyaanmu tak membuatku bergairah. Bye!! CUL"

Ah biarlah, pikirnya, toh ia pun bukan siapa-siapa, cuma sepotong username "Rumput_kecil" dengan kemampuan komputer yang berlebih dari manusia awam seperti dirinya. Namun, rasanya ada kekalahan dibalik peristiwa ini. Ia klik ikon berlogo amplop di desktop.. Ia mulai menulis.

Rumput kecilku,
Kuakui kau hebat. Tapi rasanya tidak adil jika kau menutup identitasmu sementara kau tahu aku. Silakan kau atur pertemuan, hubungi aku di 0817876567.

Asbak Kosong

imajinasi ang 8:17 PM